Peninggalan Masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

Peninggalan Sejarah Nasional Pada Masa Hindu, Budha dan Islam

(Materi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 5 SD)

Nenek moyang kita telah memiliki peradaban yang tinggi. Hal ini terbukti dari peninggalan sejarah yang masih dapat kita temukan. Peninggalan-peninggalan itu dapat kiya lihat dari berbagai bidang, misalnya pertanian, pelayaran, perekonomian, penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh Hindu-Budha diperkenalkan tidak melalui kekerasan dan penaklukan, melainkan dengan mengembangkan kebudayaan dan kesenian. Selain dibawa oleh para pendeta dari India, Hindu-Budha juga dibawa oleh pedagang.

Demikian juga dengan penyebaran agama Islam. Kita dapat mengenali ciri khas kerjaan-kerajaan Hindu, Budha dan Islam dari peninggalan sejarahnya. Selanjutnya kita akan mempelajari sebagian di antaranya.

  1. Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu

Pada awal abad masehi para pedangang India telah mendatangi berbagai daerah di Nusantara ini. Tujuan pertama mereka adalah untuk berdagang. Namun, di samping itu mereka juga menyebarkan agama Hindu dan Budha. Perkembangan dan pengaruh peninggalan-peninggalan sejarah berupa candi, pura, dan yupa. Peninggalan-peninggalan bercorak Hindu, antara lain berupa prasasti, candi, arca, karya seni, tradisi perayaan agama, dan adat istiadat.
1. Prasasti

  • Kerajaan Kutai dan Peninggalannya

Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri tahun 400M, terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur

Prasasti Yupa

  • Kerajaan Tarumanegara dan peninggalannya

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berupa prasati-prasasti yang didirikan di sekitar Bogor, Jawa Barat, ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Prasati-prasasti tersebut diantarannya prasasti Kebun Kopi, prasasti Jambu, prasasti Tugu, prasasti Muara Cianten, dan prasasti Pasir Awi. Semua prasasti tersebut menceritakan tentang keperwiraan, keagungan, dan keberanian raja Punawarman.

Prasasti yang terkenal adalah prasasti Ciaruteun yang ditemukan di aliran sungai Ciaruteun, desa Gradak, kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini dibangun oleh raja Mulawarman. Gambar prasasti berupa dua telapak kaki besar dua ekor laba-laba yang terkait pada masing-masing kaki. Lukisan itu merupakan bentuk penghormatan umat Hindu kepada Dewa Wisnu.

Prasasti Ciaruteun

      

  • Kerajaan Kediri dan peninggalannya

Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Brantas Jawa Timur. Kerajaan ini terkenal pada masa pemerintahan Sri Maharaja Sirikan Sri Kameswara tahun 1117. Jayabaya adalah raja Kediri yang terkenal dengan ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Ramalan ini diyakini memuat masa depan Indonesia. Raja Kediri yang terkahir adalah Kertajaya yang memerintah tahun 1222, yang kemudian dikalahkan oleh Ken Arok. Kekalahan ini menandai berakhirnya kerajaan Kediri.

Peninggalannya berupa prasasti Pandeglar dan Panumbangan. Prasasti yang penting adalah prasasti Palah disekitar Candi Prambanan. Peninggalan lain yang penting berupa karya sastra adalah:

  1. Kitab Smaradhahana merupakan kakawin(puisi), ditulis oleh Empu Dharmaja dalam bahasa jawa.
  2. Kitab Hariwangsa, bercerita tentang kresna sebagai penjelmaan Dewa Wisnu melarikan Rukmini, penjelmaa Dewi Sri. Ditulis oleh empu Penuluh
  3. Kitab Krinadwipayana, di tulis pleh empu Triguna

Berikut ini daftar prasasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.

No Nama Prasasti Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Kutai Kutai, Kaltim Abad ke-4 M Kutai
2 Ciaruteun Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3 Tugu Cilincing, Jakut Abad ke-5 M Tarumanegara
4 Jambu Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
5 Kebon Kopi Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
6 Cidanghiang Pandeglang Abad ke-5 M Tarumanegara
7 Pasir Awi Leuwiliang, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
8 Muara Cianten Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
9 Canggal Magelang, Jateng Abad ke-7 M Mataram Lama
10 Kalasan Yogyakarta Tahun 732 M Mataram Lama
11 Dinoyo Malang, Jatim Tahun 760 M Mataram Lama
12 Kedu Temanggung, Jateng Tahun 778 M Mataram Lama
13 Sanur Bali Abad ke-9 M Bali

 

  1. Candi
  • Dinasti Sanjaya dan peninggalannya

a). Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini mulai dibangun pada masa Raja Rakai Pikatan dan selesai pada masa Raja Rakai Balitung yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi Prambanan terkenal dengan kisahnya Roro Jonggrang Dan Bandung Bondowoso.

b). Candi dieng

Terletak di dataran tinggi dieng Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Keberadaan candi ini menandakan adanya pergeseran kekuasaan Dinasti Sanjaya dari Jawa Tengah bagian selatan ke Jawa Timur bagian utara.

c.) Candi Tampak Siring

Candi ini merupakan tempat pemakaman raja Bali yang dibangun oleh Raja Anak Wungsu.

  • Kerajaan Singosari dan peninggalannya

Kerajaan Singosari terletak di Jawa Timur. Rajanya bernama Ken Arok yang bergelar Rajasa, memiliki dua istri yaitu Ken Dedes dan Ken Umang. Ken Dedes dikaruniai dua orang putra yaitu Anuspati dan Mahesa Wng Pateleng. Setelah Ken Arok meninggal kekuasaannya di gantikan oleh Anuspati. Peninggalan kerajaan Singosari adalah candi kidal, candi jago dan candi Singosari/

  • Kerajaan Majapahit dan Peninggalannya

peninggalan Majapahit yang terkenal ialah candi-candi di Jawa Timur antara lain candi Jabung, candi Tigawangi, candi Surawangi, candi Penataran, candi Rimbi.

candi Prambanan
Candi-candi peninggalan agama Hindu :

 

No Nama Candi Lokasi Penemuan Pembuatan

(Abad Ke)

Peninggalan
1 Prambanan Yogyakarta 7 M Mataram Lama
2 Dieng Dieng, Jateng 7 M Mataram Lama
3 Badut Malang, Jatim Tahun 760 M Kanjuruhan
4 Canggal Jawa Tengah 8 M Mataram Lama
5 Gedong Sanga Jawa Tengah 8 M Mataram Lama
6 Panataran Blitar, Jatim 11 M Kediri
7 Sawentar Blitar, Jatim 12 M Singasari
8 Kidal Jawa Timur 12 M Singasari
9 Singasari Jawa Timur 12 M Singasari
10 Sukuh Karanganyar, Jateng 13 M Majapahit
 

 

 

  1. Arca

Peninggalan sejarah berupa arca antara lain arca Siwa yang memiliki ciri-ciri terdapat bulan sabit di bawah sebuah tengkorak, mata ketiga di dahi, bertangan empat. Arca Brahma bermuka empat dan berkendaraan angsa, arca Wisnu bertangan empat dan berkendaraan garuda, arca Ganesha berkepala gajah, duduk dan memiliki empat tangan.

arca Ganesha
  1. Karya Sastra

Karya sastra biasanya berwujud tulisan yang berisi tentang kepahlawanan, pujaan terhadap raja yang memerintah dan nasihat. Contohnya kitab Mahabarata karangan Empu Wiyasa, Kitab Ramayana karangan Empu Wamiki, kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca, dan kitab Sotasoma karangan Empu Tantular.

  1. Tradisi Perayaan Agama

umat Hindu setiap tahun mengadakan upacara Hari Raya Nyepi dan tahun baru saka. Selain itu ada perayaan Galungan, Kuningan, Dan Saraswati.

adat Galungan di Bali
  1. Adat Istiadat

Adat istiadat peninggalan agama Hindu adalah Ngaben dan Kasodo. Ngaben yaitu upacara pembakaran jenazah di Bali sedangkan Kasodo adalah upacara adat suku Tengger di Bromo Jawa Timur.

  1. Peninggalan Sejarah Bercorak Budha

Peninggalan sejarah bercorak Budha di Indonesia, antara lain candi, arca, dan tradisi perayaan keagamaan.

  1. Prasasti
  • Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini ditemukan di Palembang, menceritakan perjalanan Dapunta Hyangdari Minangawatamwanmenggunakan sebuah perahu dengan 20.000 prajurit. Setelah berhasil menaklukan beberapa daerah, ia membangun kota yang bernama Sriwijaya. Hal ini diketahui dari prasasti peninggalnnya yaitu, prasasti Talang Tuo, prasasti Kota Kapur, prasasti Telaga Batu, dan prasasti Karang Berahi.

 

Prasasti Kedukan Bukit

 

  1. Candi
  • Candi Kalasan

Cndi ini dibuat pada masa kekuasaan Syailendra sebagai biara untuk pendeta dalam kerajaan keluarga Syailendra.

  • Candi Mendut

Candi Mendut terletak di sebelah timur Candi Borobudur didirikan oleh Raja Indra.

  • Candi Borobudur

dibangun pada masa Raja Samaratungga pada abad 9masehi. Terletak di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Borobudur berasal dari kata bora (kompleks candi, biara, atau asrama) budur (di atas) jadi artinya komples candi yang berada di atas bukit.

Candi Borobudur
  • Candi-candi di Jawa Timur, antara lain : Candi Kidal (Malang) pada masa Raja Anusapati, Candi Jago (Malang) pada masa Wisnuwardana, Candi Jawi (dekat Prigen) masa Kertanegara sebagai Candi Siwa Budha, Candi Panataran (dekat Blitar).
  • Candi-candi Budha di Sumatera ; Komplek Candi Padang Lawas (Tapanuli), Candi Muara Takus (Jambi).
  • Candi-candi Budha di Jawa Barat ; Candi Jiwo (Batu Jaya, Karawang), Candi Bindongan (Karawang), Komplek Candi Cibuaya (Cibuaya, Karawang).
  • Candi-candi Budha di Jawa Tengah ; Candi Mendut (Magelang), Candi Pawon (Magelang), Candi Borobudur (Magelang).
  • Candi Budha di Yogyakarta ; Candi Sari, Candi Sewu, Candi Kalasan.

 

  1. Arca

Arca misalnya adalah patung Budha yang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Selain itu arca juga banyak terdapat di candi Borobudur.

  1. Kepercayaan

Setiap tahun umat Budha merayakan Hari Raya Waisak untuk memperingati kelahiran Budha Gautama. Hari Waisak ini biasannya dirayakan di Candi Borobudur.

 

  1. Peninggalan Sejarah Bercorak Islam

Agama islam mulai berkembang di Jazirah Arab pada abad ke 7. Agama islam masuk ke Indonesia di awali oleh pedangang dari Arab, Persia, dan Gujarat(India)

Peninggalan islam di Indonesia seperti masjid, nisan, kaligrafi, istana, kesenian, tradisi perayaan agama, pesantren, dan karya satra islam.

  1. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

 

  1. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).

Raja yang bernama asli Ahmad ini sangat teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri sekitarnya. Akibatnya, Samudra Pasai berkembang sebagai pusat penyebaran Islam. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra Pasai.

Catatan lain mengenai kerajaan ini dapat diketahui dari tulisan Ibnu Battuta, seorang pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Samudera Pasai merupakan kerajaan dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang datang ke sana. Hal ini mengingat letak Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka. Mata uangnya uang emas yang disebur deureuham (dirham).

Di bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten.

 

  1. Kerajaan Aceh

Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka. Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.

 

Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.

 

  1. Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Dengan bantuan para ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran agama islam di Jawa dan wilayah timur Nusantara.

Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah.

Di bidang keagamaan, Raden Patah dan dibantu para wali, Demak tampil sebagai pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian membangun sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Demak.

Dalam bidang perekonomian, Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung) yang penting. Sebagai pusat perdagangan Demak memiliki pelabuhan-pelabuhan penting, seperti Jepara, Tuban, Sedayu, gresik. Bandar-bandar tersebut menjadi penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan pembelinya. Demak juga memiliki penghasilan besar dari hasil pertaniannya yang cukup besar. Akibatnya, perekonomian Demak berkembang degan pesat.

 

  1. Kerajaan Mataram

Sutawijaya yang mendapat limpahan Kerajaan Pajang dari Sutan Benowo kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah kekuasaan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan, di Mataram. Sutawijaya kemudian menjadi raja Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Pemerintahan Panembahan Senopati (1586-1601) tidak berjalan dengan mulus karena diwarnai oleh pemberontakan-pemberontakan. Kerajaan yang berpusat di Kotagede (sebelah tenggara kota Yogyakarta sekarang) ini selalu terjadi perang untuk menundukkan para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram, seperti Bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan bahkan Demak. Namun, semua daerah itu dapat ditundukkan. Daerah yang terakhir dikuasainya ialah Surabaya dengan bantuan Sunan Giri.

Pada masa pemerintaan Sultan Agung, Sultan Agung membagi sitem pemerintah Kerajaan Mataram seperti berikut.

  • Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (Patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).
  • Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).
  • Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati.
  • Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintah dipegang oleh para Bupati atau syahbandar.

 

Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan oleh Amangkurat I (1645-1677). Amangkurat I menjalin hubungan dengan Belanda. Pada masa pemerintahannya. Mataram diserang oleh Trunojaya dari Madura, tetapi dapat digagalkan karena dibantu Belanda.

Amangkurat I kemudian digantikan oleh Amangkurat II (1677-1703). Pada masa pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.

Setelah Amangkurat II, raja-raja yang memerintah Mataram sudah tidak lagi berkuasa penuh karena pengaruh Belanda yang sangat kuat. Bahkan pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua akibat Perjanjian Giyanti:

Ngayogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang bergelar Hamengku Buwono I dan Kesuhunan Surakarta yang berpusat di Surakarta dengan raja Susuhunan Pakubuwono III. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram.

Kehidupan sosial ekonomi Mataram cukup maju. Sebagai kerajaan besar, Mataram maju hampir dalam segala bidang, pertanian, agama, budaya. Pada zaman Kerajaan Majapahit, muncul kebudayaan Kejawen, gabungan antara kebudayaan asli Jawa, Hindu, Buddha, dan Islam, misalnya upacara Grebeg, Sekaten. karya kesusastraan yang terkenal adalah Sastra Gading karya Sultan Agung. Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan.

 

  1. Kerajaan Banten

Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Demak. Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian melepaskan diri dari Demak. Berdirilah Kerajaan Banten dengan rajanya Sultan Hasanudin (1522- 1570). Pada masa pemerintahannya, pengaruh Banten sampai ke Lampung. Sultan Hasanudin kemudian digantikan putranya, Pangeran Yusuf (1570-1580).

Pada masa pemerintahannya, Banten berhasil merebut Pajajaran dan Pakuan.

Pangeran Yusuf kemudian digantikan oleh Maulana Muhammad. Raja yang bergelar Kanjeng Ratu Banten ini baru berusia sembilan tahun ketika diangkat menjadi raja. Oleh sebab itu, dalam menjalankan roda pemerintahan, Maulana Muhammad dibantu oleh Mangkubumi. Dalam tahun 1595, dia memimpin ekspedisi menyerang Palembang. Dalam pertempuran itu, Maulana Muhammad gugur.

Maulana Muhammad kemudian digantikan oleh putranya Abu’lmufakhir yang baru berusia lima bulan. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Abu’lmufakhir dibantu oleh Jayanegara. Abu’lmufakhir kemudian digantikan oleh Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah. Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah kemudian digantikan oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692).

Sultan Ageng Tirtayasa menjadikan Banten sebagai sebuah kerajaan yang maju dengan pesat. Untuk membantunya, Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1671 mengangkat purtanya, Sultan Abdulkahar, sebagi raja pembantu. Namun, sultan yang bergelar Sultan Haji berhubungan dengan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak menyukai hal itu berusaha mengambil alih kontrol pemerintahan, tetapi tidak berhasil karena Sultan Haji didukung Belanda. Akhirnya, pecahlah perang saudara. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dipenjarakan. Dengan demikian, lambat laun Banten mengalami kemunduran karena tersisih oleh Batavia yang berada di bawah kekuasaan Belanda.

 

  1. Kerajaan Cirebon

Kerajaan yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah didirikan oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah.

Syarif Hidayatullah kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Pasarean. Inilah raja yang menurunkan raja-raja Cirebon selanjutnya. Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

  1. Masjid

Masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan untuk berdoa, ceramah agama, mengaji, serta belajar membaca atau menulis ayat Al-Quran. Masjid-masjid kuno yang terkenal antara lain:

  • Masjid Kudus, di bangun oleh sunan Kudus. Memiliki ciri khas menara dan pagarnya yang merupai candi
  • Masjid Aceh, dibangun pada masa kerajaan Islam di Aceh. Atap dari masjid ini alkulturasi dari agama Hindu.
  • Masjid Demak,memiliki ciri khas tiang-tiang tebuat dari kayu sisa-sisa gergajian.
Masjid Agung Demak
  1. Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni menulis huruf Arab menjadi suatu gambar.

  1. Istana/Keraton

Pada zaman dahulu keraton digunakan sebagai tempat tinggal raja dan keluargannya serta para pembesar keraton. Istana bercorak isla antara lain Maimun yang terletak di Sumatra utara yang merupakan peninggalan kerajaan Deli dan Keraton Yogyakarata yang terletak di Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan.

  1. Karya Sastra

Peninggalan karya satra berupa hikayat, babat, suluk dan syair. Buku suluk adalah syair-syair mistik yang di tulis dalam bentuk macapat.

  1. Batu Nisan atau Makam

Nisan kuno biasannya bertuliskan tulisan Arab. Nisan kuno yang terkenal di Indonesia antara lain Nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur, Nisan Sultan Al Malik As Saleh di Aceh, dan Nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik.

  1. Tradisi Perayaan Keagamaan
  • Hari Besar Agama

Setiap tanggal 1 Syawal, umat Islam Merayakan Hari Raya Idul Fitri. Dan sebelumnya, satu bulan penuh menunaikan ibadah puasa.

  • Upacara Skaten

Umat Islam juga memepringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari raya maulid nabi. Upacara skaten diadakan di Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

  1. Kesenian
  • Kaligrafi
  • Karya satra berupa hikayat, babat. Dan suluk
  • Kesenian lenong Betawi
  1. Pesantren

Pesantren adalah sekolah yang secara khusus mempelajari agama Islam. Para murid biasannya tinggal di pondok. Tujuannya adalah mencetak kader-kader yang memiliki wawasan luas,baik dalam hal keagamaan atau pengetahuan umum.
sumber: Didang Setiawan, Sarwiyanto, Widyaningtyas. 2009. ayo belajar ilmu pengetahuan sosial. Yogyakarta. Kanisius

 

Puisi

Penjelasan dan Ciri-ciri umum tentang Puisi

Puisi dalam arti yang sederhana, tersusun oleh satuan yang disebut baris (kalimat) dan bait (paragraf dalm puisi).  Puisi terdiri atas dua unsur yang menjadi ciri umum puisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi dan unsur yang berkaitan dengan makna puisi.

Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah : unsur bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/tulisan (tipografi).

Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan tersurat, dan pesan tersirat.

CIRI UMUM PUISI

  1. Pola Bunyi (rima)
    RIma merupakan penataan unsur bunyi yang ada dalam kata. Penataan ini berupa pengualangan bunyi yang sama pada satuan baris atau baris baris berikutnya dalam bait. Contoh pada pantun memiliki pola bunyi ab-ab, sedangkan dalam syair berpola aa-aa. Bagaimana dengan pola bunyi puisi modern ? pola bunyi puisi modern disusun untuk mendapatkan efek tertentu seperti keselarasan bunyi.
  2. Irama (RItme)
    Irama sangat jelas terlihat saat puisi dibacakan. Intonasi, penekanan kata, tempo (cepat lambat pengucapan), dan penataan rima memunculkan irama puisi.
  3. Pilihan kata (Diksi)
    Kekuatan utama ekspresi puisi terdapat pada pilihat kata atau diksi. Kata kata yang dipilih penyair berfungsi untuk menyampaikan maksud atau makna puisi. Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah. Kata yang dipilih dapat berupa kata obyektif atau emotif, ada juga kata yang emmiliki makna simbolik. Suatu kata mewakili pengertian tertentu, misalnya perahu retak, malam jahanam, bulan biru, dan lainya.

Sekian dari kami. Semoga dapat membantu dan bermanfaat. Terimakasih

Bangun Ruang

Materi Matematika SD Kelas V Jenis-Jenis Bangun Ruang dan Rumusnya

Bangun Ruang atau biasa disebut juga sebagai bangunan tiga dimensi merupakan jenis bangun yang memiliki ruang serta sisi-sisi yang membatasinya.

Berikut ini ada beberapa bangun ruang disertai dengan rumus mencari luas permukaan dan volumenya.

  1. Kubus
  • Sifat-sifat dari kubus adalah:
    – Memiliki enam buah sisi dengan ukuran dan bentuk yang sama persis.
    – Memiliki 12 buah rusuk yang sama.
    – Memiliki delapan buah sudut yang besarnya sama ()

Rumus Kubus
1. Luas Permukaan

2. Volume

dengan s = rusuk kubus

  1. Balok
  • Sifat-sifat dari balok adalah:
    – Memiliki empat buah sisi dengan bentuk persegi panjang
    – Memiliki dua buah sisi yang sama.
    – Memiliki empat buah rusuk yang sama.

Rumus Balok
1. Luas Permukaan

2. Volume

dengan P = Panjang, L = Lebar, T = Tinggi

  1. Tabung
  • Sifat-sifat dari tabung adalah:
    – Memiliki sisi alas dan atas yang bentuknya sama berupa lingkaran.
    – Memiliki sisi lengkung atau selimut yang menghubungkan sisi alas dan atas.

Rumus Tabung
1. Luas Permukaan

2. Volume

dengan r = jari-jari, t = tinggi

  1. Kerucut
  • Sifat-sifat dari kerucut adalah:
    – Memiliki sebuah alas yang bentuknya lingkaran
    – Memiliki titik puncak atas
    – Memiliki selimut (sisi) yang berbentuk lengkungan.

Rumus Kerucut
1. Luas Permukaan

2. Volume

dengan r = jari-jari, s = garis pelukis, t = tinggi kerucut

  1. Limas Segitiga
  • Sifat-sifat dari limas segitiga adalah:
    – Memiliki alas yang berbentuk segitiga
    – Memiliki tiga buah sisi yang bentuknya segitiga
    – Memiliki enam buah rusuk
    – Memiliki tiga rusuk yang sama persis ukurannya.
    – Memiliki titik puncak atas.

Rumus limas segitiga
1. Luas Permukaan

2. Volume

  1. Limas Segiempat
  • Sifat-sifat dari limas segiempat adalah:
    – Memiliki alasnya yang berbentuk segiempat
    – Memiliki empat buah sisi yang berbentuk segitiga
    – Memiliki empat buah rusuk yang sama.
    – Memiliki titik puncak atas

Rumus Limas segiempat
1. Luas Permukaan

2. Volume

  1. Prisma Segitiga
  • Sifat-sifat dari prisma segitiga adalah:
    – Memiliki alas dan tutup yang berbentuk segitiga
    – Memiliki tiga buah sisi berbentuk persegi panjang.
    – Memiliki 6 buah titik sudut
    – Memiliki 9 buah rusuk.

Rumus Prisma segitiga
1. Luas Permukaan

2. Volume

  1. Bola
  • Sifat-sifat dari bola adalah:
    – Hanya memiliki satu buah sisi
    – Tidak Memiliki titik sudut
    – Hanya Memiliki sebuah sisi lengkung yang tertutup

Rumus Bola
1. Luas Permukaan

2. Volume

Demikian mengenai bangun ruang dan rumus-rumusnya. Semoga membantu yaa. Terimakasih.

Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem di Sekolah Dasar terbagi ke dalam dua kategori siswa, yakni siswa tingkat pemula (kelas 1 dan 2) dan siswa tingkat lanjut (kelas 3-6). Karena perbedaan karakterisasi dari dua kelompok siswa ini, maka pembelajaran bahasa Indonesia untuk mereka juga akan berbeda. Secara umum, terampil berbahasa memang merupakan tujuan akhir dari pengajaran bahasa Indonesia pada semua kelompok siswa.

Mengikuti penggolongan siswa seperti yang dijelaskan diatas, maka tampaknya pembelajaran membaca juga terbagi kedalam dua kategori, yakni membaca permulaan (untuk siswa kelas 1-2) dan membaca lanjutan (untuk siswa kelas 3-6). Berdasarkan butir-butir pembelajaran bahasa Indonesia yang berkenaan dengan keterampilan membaca untuk siswa kelas 3-6 SD diatas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain :

1).  Pelaksanaan pembelajaran membaca dilakukan secara komunikatif dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, seperti berbicara, menyimak, dan menulis ; juga di integrasikan dengan komponen kebahasaan, kesastraan, dan kosa kata.

2).  Jenis membaca lanjutan (pemahaman) yang diberikan dan diajarkan (dikelas 3-6) meliputi ; membaca teknis, membaca dalam hati, membaca cepat/sekilas, membaca indah/estesis, membaca bebas/perpustakaan.

3).  Sasaran utama dari pembelajaran membaca lanjutan (pemahaman) adalah agar siswa mampu mengambil pesan dan manfaat yang disampaikan penulis dan perasaan orang lain dengan cepat dan tepat melalui media tulis.

Faktor sentral dalam membaca adalah pemahaman. Baik buruknya pemahaman siswa terhadap teks bacaan tergantung kepada latar belakang pengalaman membacanya, kemampuan sensori dan persepsinya, kemampuannya berpikir dan strateginya mengenal kata, tujuaannya membaca, pengamatannya pada bacaan, pentingnya membaca pada dirinya, serta tersedianya fasilitas yang berupa berbagai strategi pemahaman yang akan membantunya mengungkap maksud yang tersirat dalam teks. Dengan adanya tujuan membaca yang jelas, kemampuan siswa memahami teks bacaan akan meningkat. Untuk itu guru harus mempelajari bagaimana cara menentukan tujuan memahami teks bacaan.

Kegiatan prabaca, saat membaca, dan pasca baca yang dikelola dengan baik oleh guru merupakan upaya untuk meningkatkan daya pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca. Teknik-teknik yang dapat digunakan guru untuk mengelola kegiatan pra baca adalah gambaran awal, petunjuk antisipasi, pemetaan semantik, menulis sebelum membaca, dan drama atau simulasi.

Untuk mengelola kegiatan inti membaca digunakan teknik metakognitif, cloze procedure, dan pertanyaan pemandu. Untuk mengelola kegiatan pasca baca digunakan teknik memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, pementasan teater aktual, menceritakan kembali, dan penerapan hasil membaca.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mencakup aspek mendengar, berbicara, membaca, menulis serta unsur pemahaman penggunaan bahasa dan apresiasi sastra. Tujuan pembelajaran ini dapat di upayakan dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran bermakna, yaitu berikut ini dengan cara melalui ; pemanasan-apersepsi, eksplorasi, konsilidasi pembelajaran, pembentukan sikap dan prilaku, serta penilaian formatif. Didalam pelajaran bahasa Indonesia kelas tinggi diSD, yaitu dari kelas 3-kelas 6, suatu pengajaran berbahasa yang selalu dilatihkan ialah membaca. Dibandingkan dengan bacaan pada kelas rendah (kelas 1-2 SD), materi bacaan dikelas tinggi lebih beraneka topiknya dan lebih mendalam isinya.

Mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, merupakan mata pelajaran strategis karena dengan bahasalah pendidik dan dapat menularkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi kepada siswa atau sebaliknya. Tanpa bahasa tidak mungkin para siswa dapat menerima itu semua dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengemban tugas operasional pendidikan/pembelajaran di Sekolah, dituntut agar dapat mengkaji, mengembangkan kurikulum dengan benar dan tepat.

Berdasarkan pada pemaparan tentang pembelajaran bahasa Indonesia diatas, maka dapat kita menyimpulkan bahwa untuk menunjang kemampuan siwa dalam mempelajari berbagai bidang studi, terutama pada pembelajaran membaca dengan bidang studi lain. Disini kita akan melihat bahwa pelajaran membaca sebagai suatu keterampilan pada dasarnya merupakan suatu alat untuk mempelajari materi pelajaran lain seperti IPS, IPA, dan Matematika.

Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari karena sangat relevan dengan mata pelajaran yang lain dan di sesuaikan dengan pengembangan kurikulum yang diajarkan secara tepat dan benar guna tercipta pembelajaran yang efektif, efisien, terarah, berkesinam bungan, khususnya membaca, dapat dianggap sebagai pintu gerbang untuk memudahkan, mengenal, memahami, dan mendalami pelajaran yang lain.

 

Sumber : http://faizalnizbah.blogspot.co.id/2013/08/pembelajaran-bahasa-indonesia-di.html

 

IPS Sekolah Dasar

Pengertian dan Tujuan Pelajaran IPS di Sekolah Dasar

  1.      Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4). Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai priode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu ekonomi tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial.

Kosasi Djahiri (Yaba, 2006:5) menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2008:1) mengemukakan bahwa “Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya”. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

Sedangkan menurut Leonard (Kasim, 2008:4) mengemukakan bahwa IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat baik dalam lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga, rukun tetangga atau rukun warga, desa / kelurahan, kecamatan, kabupaten, profinsi, Negara dan dunia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin-displin ilmu sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial.

  1.      Tujuan IPS

Mata pelajaran IPS disekolah dasar marupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik.

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuan IPS adalah :

  1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
  2. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
  3. Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
  4. Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Sedangkan tujuan khusus pengajaran IPS disekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu:

  1. Memberikan kepada Siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa akan datang.
  2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah informasi.
  3. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai / sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.
  4. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian / berperan serta dalam bermasyarakat.
  5.               Ruang Lingkup IPS

Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

  1.          Manusia, tempat dan lingkungan.
  2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
  3. Sistem Sosial dan Budaya.
  4. Perilku Ekonomi dan Kesehjahteraan.

 

Sumber : http://faizalnizbah.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-dan-tujuan-pelajaran-ips-di.html

 

IPA di Sekolah Dasar

HAKIKAT DAN TUJUAN PEMBELAJARAN IPA DI SD

  1. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.

Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004: 4).

Berdasar beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).

Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

 

  1. Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD/MI

Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:

1)      Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.

2)      Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3)      Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4)      Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.

5)      Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.

6)      Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)

 

Sumber : http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/08/hakikat-dan-tujuan-pembelajaran-ipa.html

 

Matematika Sekolah Dasar

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)

Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Hudojo (2005) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang mereka oleh Piaget, diklasifikasikan masih dalam tahap operasi konkret. Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar mengajar di SD dengan benda konkret.

Heruman (2008) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Selanjut Heruman menambahkan bahwa dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together).
Siswa Sekolah Dasar (SD) berada pada umur yang berkisar antara usia 7 hingga 12 tahun, pada tahap ini siswa masih berpikir pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret (Heruman, 2008). Siswa SD masih terikat dengan objek yang ditangkap dengan pancaindra, sehingga sangat diharapkan dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, peserta didik lebih banyak menggunakan media sebagai alat bantu, dan penggunaan alat peraga. Karena dengan penggunaan alat peraga dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa lebih cepat memahaminya. Pembelajaran matematika di SD tidak terlepas dari dua hal yaitu hakikat matematika itu sendiri dan hakikat dari anak didik di SD. Suwangsih dan Tiurlina (2006) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika SD yaitu:
1. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral
Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan di mana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya, topik sebelumnya merupakan prasyarat untuk topik baru, topik baru merupakan pendalaman dan perluasan dari topik sebelumnya. Konsep yang diberikan dimulai dengan benda-benda konkret kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika.
2. Pembelajaran matematika bertahap
Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit, selain pembelajaran matematika dimuali dari yang konkret, ke semi konkret, dan akhirnya kepada konsep abstrak.
3. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap perkembangan siswa maka pada pembelajaran matematika di SD digunakan pendekatan induktif.
4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. Meskipun di SD pembelajaran matematika dilakukan dengan cara induktif tetapi pada jenjang selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.
5. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Pembelajaran matematika secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian dari pada hafalan. Dalam belajar bermakna aturan-aturan, dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, dalil-dalil ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD, kemudian dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.
Tentunya dalam mengajarkan matematika di Sekolah Dasar tidak semudah dengan apa yang kita bayangkan, selain siswa yang pola pikirnya masih pada fase operasional konkret, juga kemampuan siswa juga sangat beragam. Hudojo (2005) menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajarkan matematika di tingkat sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1. Siswa
Mengajar matematika untuk sebagian besar kelompok siswa berkemampuan sedang akan berbeda dengan mengajarkan matematika kepada sekelompok kecil anak-anak cerdas, sekelompok besar siswa tersebut perlu diperkenalkan matematika sebagai suatu aktivitas manusia, dekat dengan penggunaan sehari-hari yang diatur secara kreatif (oleh guru) agar kegiatan tersebut disesuaikan dengan topik matematika. Untuk siswa yang cerdas, mereka akan mudah mengasimilasi dan mengakomodasi teori matematika dan masalah-masalah yang tertera dalam buku teks.
2. Guru
Ada dua orientasi guru dalam mengajar matematika di SD sebagai berikut:
a. Keinginan guru mengarah ke kelas sebagai keseluruhan dan sedikit perhatian individu siswa baik reaksinya maupun kepribadian. Biasanya mereka membatasi dirinya ke materi matematika yang distrukturkan ke logika matematika. Mengajar matematika berarti mentranslasikan sedekat-dekatnya ke teori matematika yang sama sekali mengabaikan kesulitan yang dihadapi siswa.
b. Guru tidak terikat ketat dengan pola buku teks dalam mengajar matematika. Ia mengajar matematika dengan melihat lingkungan sekitar bersama-sama dengan siswa untuk mengeksplor lingkungan tersebut. Kegiatan matematika diatur sedekat-dekatnya dengan lingkungan siswa sehingga siswa terbiasa terhadap konsep-konsep matematika.
3. Alat Bantu
Mengajar matematika di lingkungan SD, harus didahului dengan benda-benda konkret. Secara bertahap dengan bekerja dan mengobservasi, siswa dengan sadar menginterpretasikan pola matematika yang terdapat dalam benda konkret tersebut. Model konsep seyogianya dibentuk oleh siswa sendiri. Siswa menjadi “penemu” kecil. Siswa akan merasa senang bila mereka “menemukan”.
4. Proses Belajar
Guru seyogianya menyusun materi matematika sedemikian hingga siswa dapat menjadi lebih aktif sesuai dengan tahap perkembangan mental, agar siswa mempunyai kesempatan maksimum untuk belajar.
5. Matematika Yang Disajikan
Matematika yang disajikan seyogianya dalam bentuk bervariasi. Cara menyajikannya seyogianya dilandasi latar belakang yang realistik dari siswa. Dengan demikian aktivitas matematika menjadi sesuai dengan lingkungan para siswa.
6. Pengorganisasian Kelas
Matematika seyogianya disajikan secara terorganisasikan, baik antara aktivitas belajarnya maupun didaktiknya. Bentuk pengorganisasian yang dimaksud antara lain adalah laboratorium matematika, kelompok siswa yang heterogen kemampuannya, instruksi langsung, diskusi kelas dan pengajaran individu. Semua itu dapat dipilih bergantung kepada situasi siswa yang pada dasarnya agar siswa belajar matematika.

Dengan memperhatikan keenam hal di atas, sangat diharapkan pembelajaran matematika menyenangkan bagi siswa dan pembelajaran matematika menjadi efektif sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal konsep-konsep matematika, tetapi juga harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, jadi sangat diharapkan dalam proses pembelajaran yang dipraktekkan guru juga melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam proses menemukan konsep-konsep matematika. Sehingga pembelajaran matematika di sekolah dasar mampu mengembangkan kompetensi-kompetensi matematika seperti yang terdapat dalam kurikulum matematika.
Sumber : http://asrulkarimpgsd.blogspot.co.id/2013/09/pembelajaran-matematika-di-sekolah.html