Peninggalan Masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

Peninggalan Sejarah Nasional Pada Masa Hindu, Budha dan Islam

(Materi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 5 SD)

Nenek moyang kita telah memiliki peradaban yang tinggi. Hal ini terbukti dari peninggalan sejarah yang masih dapat kita temukan. Peninggalan-peninggalan itu dapat kiya lihat dari berbagai bidang, misalnya pertanian, pelayaran, perekonomian, penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh Hindu-Budha diperkenalkan tidak melalui kekerasan dan penaklukan, melainkan dengan mengembangkan kebudayaan dan kesenian. Selain dibawa oleh para pendeta dari India, Hindu-Budha juga dibawa oleh pedagang.

Demikian juga dengan penyebaran agama Islam. Kita dapat mengenali ciri khas kerjaan-kerajaan Hindu, Budha dan Islam dari peninggalan sejarahnya. Selanjutnya kita akan mempelajari sebagian di antaranya.

  1. Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu

Pada awal abad masehi para pedangang India telah mendatangi berbagai daerah di Nusantara ini. Tujuan pertama mereka adalah untuk berdagang. Namun, di samping itu mereka juga menyebarkan agama Hindu dan Budha. Perkembangan dan pengaruh peninggalan-peninggalan sejarah berupa candi, pura, dan yupa. Peninggalan-peninggalan bercorak Hindu, antara lain berupa prasasti, candi, arca, karya seni, tradisi perayaan agama, dan adat istiadat.
1. Prasasti

  • Kerajaan Kutai dan Peninggalannya

Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri tahun 400M, terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur

Prasasti Yupa

  • Kerajaan Tarumanegara dan peninggalannya

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berupa prasati-prasasti yang didirikan di sekitar Bogor, Jawa Barat, ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Prasati-prasasti tersebut diantarannya prasasti Kebun Kopi, prasasti Jambu, prasasti Tugu, prasasti Muara Cianten, dan prasasti Pasir Awi. Semua prasasti tersebut menceritakan tentang keperwiraan, keagungan, dan keberanian raja Punawarman.

Prasasti yang terkenal adalah prasasti Ciaruteun yang ditemukan di aliran sungai Ciaruteun, desa Gradak, kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini dibangun oleh raja Mulawarman. Gambar prasasti berupa dua telapak kaki besar dua ekor laba-laba yang terkait pada masing-masing kaki. Lukisan itu merupakan bentuk penghormatan umat Hindu kepada Dewa Wisnu.

Prasasti Ciaruteun

      

  • Kerajaan Kediri dan peninggalannya

Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Brantas Jawa Timur. Kerajaan ini terkenal pada masa pemerintahan Sri Maharaja Sirikan Sri Kameswara tahun 1117. Jayabaya adalah raja Kediri yang terkenal dengan ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Ramalan ini diyakini memuat masa depan Indonesia. Raja Kediri yang terkahir adalah Kertajaya yang memerintah tahun 1222, yang kemudian dikalahkan oleh Ken Arok. Kekalahan ini menandai berakhirnya kerajaan Kediri.

Peninggalannya berupa prasasti Pandeglar dan Panumbangan. Prasasti yang penting adalah prasasti Palah disekitar Candi Prambanan. Peninggalan lain yang penting berupa karya sastra adalah:

  1. Kitab Smaradhahana merupakan kakawin(puisi), ditulis oleh Empu Dharmaja dalam bahasa jawa.
  2. Kitab Hariwangsa, bercerita tentang kresna sebagai penjelmaan Dewa Wisnu melarikan Rukmini, penjelmaa Dewi Sri. Ditulis oleh empu Penuluh
  3. Kitab Krinadwipayana, di tulis pleh empu Triguna

Berikut ini daftar prasasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.

No Nama Prasasti Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Kutai Kutai, Kaltim Abad ke-4 M Kutai
2 Ciaruteun Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3 Tugu Cilincing, Jakut Abad ke-5 M Tarumanegara
4 Jambu Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
5 Kebon Kopi Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
6 Cidanghiang Pandeglang Abad ke-5 M Tarumanegara
7 Pasir Awi Leuwiliang, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
8 Muara Cianten Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
9 Canggal Magelang, Jateng Abad ke-7 M Mataram Lama
10 Kalasan Yogyakarta Tahun 732 M Mataram Lama
11 Dinoyo Malang, Jatim Tahun 760 M Mataram Lama
12 Kedu Temanggung, Jateng Tahun 778 M Mataram Lama
13 Sanur Bali Abad ke-9 M Bali

 

  1. Candi
  • Dinasti Sanjaya dan peninggalannya

a). Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini mulai dibangun pada masa Raja Rakai Pikatan dan selesai pada masa Raja Rakai Balitung yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi Prambanan terkenal dengan kisahnya Roro Jonggrang Dan Bandung Bondowoso.

b). Candi dieng

Terletak di dataran tinggi dieng Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Keberadaan candi ini menandakan adanya pergeseran kekuasaan Dinasti Sanjaya dari Jawa Tengah bagian selatan ke Jawa Timur bagian utara.

c.) Candi Tampak Siring

Candi ini merupakan tempat pemakaman raja Bali yang dibangun oleh Raja Anak Wungsu.

  • Kerajaan Singosari dan peninggalannya

Kerajaan Singosari terletak di Jawa Timur. Rajanya bernama Ken Arok yang bergelar Rajasa, memiliki dua istri yaitu Ken Dedes dan Ken Umang. Ken Dedes dikaruniai dua orang putra yaitu Anuspati dan Mahesa Wng Pateleng. Setelah Ken Arok meninggal kekuasaannya di gantikan oleh Anuspati. Peninggalan kerajaan Singosari adalah candi kidal, candi jago dan candi Singosari/

  • Kerajaan Majapahit dan Peninggalannya

peninggalan Majapahit yang terkenal ialah candi-candi di Jawa Timur antara lain candi Jabung, candi Tigawangi, candi Surawangi, candi Penataran, candi Rimbi.

candi Prambanan
Candi-candi peninggalan agama Hindu :

 

No Nama Candi Lokasi Penemuan Pembuatan

(Abad Ke)

Peninggalan
1 Prambanan Yogyakarta 7 M Mataram Lama
2 Dieng Dieng, Jateng 7 M Mataram Lama
3 Badut Malang, Jatim Tahun 760 M Kanjuruhan
4 Canggal Jawa Tengah 8 M Mataram Lama
5 Gedong Sanga Jawa Tengah 8 M Mataram Lama
6 Panataran Blitar, Jatim 11 M Kediri
7 Sawentar Blitar, Jatim 12 M Singasari
8 Kidal Jawa Timur 12 M Singasari
9 Singasari Jawa Timur 12 M Singasari
10 Sukuh Karanganyar, Jateng 13 M Majapahit
 

 

 

  1. Arca

Peninggalan sejarah berupa arca antara lain arca Siwa yang memiliki ciri-ciri terdapat bulan sabit di bawah sebuah tengkorak, mata ketiga di dahi, bertangan empat. Arca Brahma bermuka empat dan berkendaraan angsa, arca Wisnu bertangan empat dan berkendaraan garuda, arca Ganesha berkepala gajah, duduk dan memiliki empat tangan.

arca Ganesha
  1. Karya Sastra

Karya sastra biasanya berwujud tulisan yang berisi tentang kepahlawanan, pujaan terhadap raja yang memerintah dan nasihat. Contohnya kitab Mahabarata karangan Empu Wiyasa, Kitab Ramayana karangan Empu Wamiki, kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca, dan kitab Sotasoma karangan Empu Tantular.

  1. Tradisi Perayaan Agama

umat Hindu setiap tahun mengadakan upacara Hari Raya Nyepi dan tahun baru saka. Selain itu ada perayaan Galungan, Kuningan, Dan Saraswati.

adat Galungan di Bali
  1. Adat Istiadat

Adat istiadat peninggalan agama Hindu adalah Ngaben dan Kasodo. Ngaben yaitu upacara pembakaran jenazah di Bali sedangkan Kasodo adalah upacara adat suku Tengger di Bromo Jawa Timur.

  1. Peninggalan Sejarah Bercorak Budha

Peninggalan sejarah bercorak Budha di Indonesia, antara lain candi, arca, dan tradisi perayaan keagamaan.

  1. Prasasti
  • Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini ditemukan di Palembang, menceritakan perjalanan Dapunta Hyangdari Minangawatamwanmenggunakan sebuah perahu dengan 20.000 prajurit. Setelah berhasil menaklukan beberapa daerah, ia membangun kota yang bernama Sriwijaya. Hal ini diketahui dari prasasti peninggalnnya yaitu, prasasti Talang Tuo, prasasti Kota Kapur, prasasti Telaga Batu, dan prasasti Karang Berahi.

 

Prasasti Kedukan Bukit

 

  1. Candi
  • Candi Kalasan

Cndi ini dibuat pada masa kekuasaan Syailendra sebagai biara untuk pendeta dalam kerajaan keluarga Syailendra.

  • Candi Mendut

Candi Mendut terletak di sebelah timur Candi Borobudur didirikan oleh Raja Indra.

  • Candi Borobudur

dibangun pada masa Raja Samaratungga pada abad 9masehi. Terletak di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Borobudur berasal dari kata bora (kompleks candi, biara, atau asrama) budur (di atas) jadi artinya komples candi yang berada di atas bukit.

Candi Borobudur
  • Candi-candi di Jawa Timur, antara lain : Candi Kidal (Malang) pada masa Raja Anusapati, Candi Jago (Malang) pada masa Wisnuwardana, Candi Jawi (dekat Prigen) masa Kertanegara sebagai Candi Siwa Budha, Candi Panataran (dekat Blitar).
  • Candi-candi Budha di Sumatera ; Komplek Candi Padang Lawas (Tapanuli), Candi Muara Takus (Jambi).
  • Candi-candi Budha di Jawa Barat ; Candi Jiwo (Batu Jaya, Karawang), Candi Bindongan (Karawang), Komplek Candi Cibuaya (Cibuaya, Karawang).
  • Candi-candi Budha di Jawa Tengah ; Candi Mendut (Magelang), Candi Pawon (Magelang), Candi Borobudur (Magelang).
  • Candi Budha di Yogyakarta ; Candi Sari, Candi Sewu, Candi Kalasan.

 

  1. Arca

Arca misalnya adalah patung Budha yang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Selain itu arca juga banyak terdapat di candi Borobudur.

  1. Kepercayaan

Setiap tahun umat Budha merayakan Hari Raya Waisak untuk memperingati kelahiran Budha Gautama. Hari Waisak ini biasannya dirayakan di Candi Borobudur.

 

  1. Peninggalan Sejarah Bercorak Islam

Agama islam mulai berkembang di Jazirah Arab pada abad ke 7. Agama islam masuk ke Indonesia di awali oleh pedangang dari Arab, Persia, dan Gujarat(India)

Peninggalan islam di Indonesia seperti masjid, nisan, kaligrafi, istana, kesenian, tradisi perayaan agama, pesantren, dan karya satra islam.

  1. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

 

  1. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).

Raja yang bernama asli Ahmad ini sangat teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri sekitarnya. Akibatnya, Samudra Pasai berkembang sebagai pusat penyebaran Islam. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra Pasai.

Catatan lain mengenai kerajaan ini dapat diketahui dari tulisan Ibnu Battuta, seorang pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Samudera Pasai merupakan kerajaan dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang datang ke sana. Hal ini mengingat letak Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka. Mata uangnya uang emas yang disebur deureuham (dirham).

Di bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten.

 

  1. Kerajaan Aceh

Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka. Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.

 

Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.

 

  1. Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Dengan bantuan para ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran agama islam di Jawa dan wilayah timur Nusantara.

Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah.

Di bidang keagamaan, Raden Patah dan dibantu para wali, Demak tampil sebagai pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian membangun sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Demak.

Dalam bidang perekonomian, Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung) yang penting. Sebagai pusat perdagangan Demak memiliki pelabuhan-pelabuhan penting, seperti Jepara, Tuban, Sedayu, gresik. Bandar-bandar tersebut menjadi penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan pembelinya. Demak juga memiliki penghasilan besar dari hasil pertaniannya yang cukup besar. Akibatnya, perekonomian Demak berkembang degan pesat.

 

  1. Kerajaan Mataram

Sutawijaya yang mendapat limpahan Kerajaan Pajang dari Sutan Benowo kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah kekuasaan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan, di Mataram. Sutawijaya kemudian menjadi raja Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Pemerintahan Panembahan Senopati (1586-1601) tidak berjalan dengan mulus karena diwarnai oleh pemberontakan-pemberontakan. Kerajaan yang berpusat di Kotagede (sebelah tenggara kota Yogyakarta sekarang) ini selalu terjadi perang untuk menundukkan para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram, seperti Bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan bahkan Demak. Namun, semua daerah itu dapat ditundukkan. Daerah yang terakhir dikuasainya ialah Surabaya dengan bantuan Sunan Giri.

Pada masa pemerintaan Sultan Agung, Sultan Agung membagi sitem pemerintah Kerajaan Mataram seperti berikut.

  • Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (Patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).
  • Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).
  • Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati.
  • Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintah dipegang oleh para Bupati atau syahbandar.

 

Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan oleh Amangkurat I (1645-1677). Amangkurat I menjalin hubungan dengan Belanda. Pada masa pemerintahannya. Mataram diserang oleh Trunojaya dari Madura, tetapi dapat digagalkan karena dibantu Belanda.

Amangkurat I kemudian digantikan oleh Amangkurat II (1677-1703). Pada masa pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.

Setelah Amangkurat II, raja-raja yang memerintah Mataram sudah tidak lagi berkuasa penuh karena pengaruh Belanda yang sangat kuat. Bahkan pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua akibat Perjanjian Giyanti:

Ngayogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang bergelar Hamengku Buwono I dan Kesuhunan Surakarta yang berpusat di Surakarta dengan raja Susuhunan Pakubuwono III. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram.

Kehidupan sosial ekonomi Mataram cukup maju. Sebagai kerajaan besar, Mataram maju hampir dalam segala bidang, pertanian, agama, budaya. Pada zaman Kerajaan Majapahit, muncul kebudayaan Kejawen, gabungan antara kebudayaan asli Jawa, Hindu, Buddha, dan Islam, misalnya upacara Grebeg, Sekaten. karya kesusastraan yang terkenal adalah Sastra Gading karya Sultan Agung. Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan.

 

  1. Kerajaan Banten

Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Demak. Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian melepaskan diri dari Demak. Berdirilah Kerajaan Banten dengan rajanya Sultan Hasanudin (1522- 1570). Pada masa pemerintahannya, pengaruh Banten sampai ke Lampung. Sultan Hasanudin kemudian digantikan putranya, Pangeran Yusuf (1570-1580).

Pada masa pemerintahannya, Banten berhasil merebut Pajajaran dan Pakuan.

Pangeran Yusuf kemudian digantikan oleh Maulana Muhammad. Raja yang bergelar Kanjeng Ratu Banten ini baru berusia sembilan tahun ketika diangkat menjadi raja. Oleh sebab itu, dalam menjalankan roda pemerintahan, Maulana Muhammad dibantu oleh Mangkubumi. Dalam tahun 1595, dia memimpin ekspedisi menyerang Palembang. Dalam pertempuran itu, Maulana Muhammad gugur.

Maulana Muhammad kemudian digantikan oleh putranya Abu’lmufakhir yang baru berusia lima bulan. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Abu’lmufakhir dibantu oleh Jayanegara. Abu’lmufakhir kemudian digantikan oleh Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah. Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah kemudian digantikan oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692).

Sultan Ageng Tirtayasa menjadikan Banten sebagai sebuah kerajaan yang maju dengan pesat. Untuk membantunya, Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1671 mengangkat purtanya, Sultan Abdulkahar, sebagi raja pembantu. Namun, sultan yang bergelar Sultan Haji berhubungan dengan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak menyukai hal itu berusaha mengambil alih kontrol pemerintahan, tetapi tidak berhasil karena Sultan Haji didukung Belanda. Akhirnya, pecahlah perang saudara. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dipenjarakan. Dengan demikian, lambat laun Banten mengalami kemunduran karena tersisih oleh Batavia yang berada di bawah kekuasaan Belanda.

 

  1. Kerajaan Cirebon

Kerajaan yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah didirikan oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah.

Syarif Hidayatullah kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Pasarean. Inilah raja yang menurunkan raja-raja Cirebon selanjutnya. Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

  1. Masjid

Masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan untuk berdoa, ceramah agama, mengaji, serta belajar membaca atau menulis ayat Al-Quran. Masjid-masjid kuno yang terkenal antara lain:

  • Masjid Kudus, di bangun oleh sunan Kudus. Memiliki ciri khas menara dan pagarnya yang merupai candi
  • Masjid Aceh, dibangun pada masa kerajaan Islam di Aceh. Atap dari masjid ini alkulturasi dari agama Hindu.
  • Masjid Demak,memiliki ciri khas tiang-tiang tebuat dari kayu sisa-sisa gergajian.
Masjid Agung Demak
  1. Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni menulis huruf Arab menjadi suatu gambar.

  1. Istana/Keraton

Pada zaman dahulu keraton digunakan sebagai tempat tinggal raja dan keluargannya serta para pembesar keraton. Istana bercorak isla antara lain Maimun yang terletak di Sumatra utara yang merupakan peninggalan kerajaan Deli dan Keraton Yogyakarata yang terletak di Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan.

  1. Karya Sastra

Peninggalan karya satra berupa hikayat, babat, suluk dan syair. Buku suluk adalah syair-syair mistik yang di tulis dalam bentuk macapat.

  1. Batu Nisan atau Makam

Nisan kuno biasannya bertuliskan tulisan Arab. Nisan kuno yang terkenal di Indonesia antara lain Nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur, Nisan Sultan Al Malik As Saleh di Aceh, dan Nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik.

  1. Tradisi Perayaan Keagamaan
  • Hari Besar Agama

Setiap tanggal 1 Syawal, umat Islam Merayakan Hari Raya Idul Fitri. Dan sebelumnya, satu bulan penuh menunaikan ibadah puasa.

  • Upacara Skaten

Umat Islam juga memepringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari raya maulid nabi. Upacara skaten diadakan di Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

  1. Kesenian
  • Kaligrafi
  • Karya satra berupa hikayat, babat. Dan suluk
  • Kesenian lenong Betawi
  1. Pesantren

Pesantren adalah sekolah yang secara khusus mempelajari agama Islam. Para murid biasannya tinggal di pondok. Tujuannya adalah mencetak kader-kader yang memiliki wawasan luas,baik dalam hal keagamaan atau pengetahuan umum.
sumber: Didang Setiawan, Sarwiyanto, Widyaningtyas. 2009. ayo belajar ilmu pengetahuan sosial. Yogyakarta. Kanisius

 

Tinggalkan komentar